Iklan Saja

Merayakan Perempuan Indonesia Untuk Kemajuan



Memiliki mindset yang tepat adalah awal yang paling utama untuk bisa mengubah kondisi saat ini.Bagaimana perempuan bisa memiliki peran yang lebih besar tidak hanya bagi rumah tangganya, tidak hanya bagi lingkungan sekitarnya mungkin buat keseluruhan negara, bahkan internasional.Kan banyak perempuan-perempuan yang akhirnya bisa.

menginspirasi. Teman-teman, hari ini kita kedatangan Elvira Lianita, Director of External Affairs di PT. HM Sampoerna.Elvira, terima kasih atas kedatangannya di Endgame.ELVIRA LIANITA: Terima kasih, Pak Gita.Undangannya sangat berarti buat kita semua.- Amin.Kita mau ngobrol banyak hari ini, khususnya mengenai pemberdayaan perempuan.Dan ini.

cukup bergaung di mancanegara mengenai gimana peran perempuan itu lebih bisa ditingkatkan, lebih bisa diberdayakan, bukan hanya di bermacam-macam profesi, tapi juga khususnya di posisi kepemimpinan.Tapi sebelum itu saya mau dengar cerita Anda dulu,kecilnya di mana, terus bisa sampai ke posisi sekarang itu,.

cerita deh.- Saya lahir di Surabaya, Pak Gita.Saya lahir dan besar di Surabaya.Sekolah juga di Surabaya.Jadi SD, SMP, SMA, kuliah di Surabaya.Dibesarkan oleh ibu tunggal.Ayah saya meninggal saat saya umur 1 tahun waktu itu.It was tough.Saya 6 bersaudara.Saya anak terakhir.Dan kemudian saya mulai.

berkarir, memulai karir di Surabaya.Bermula di industri hospitality awalnya, sampai kemudian saya pindah ke Jakarta, sempat bergabung dengan Grand Hyatt Jakarta sebagai Public Relation waktu itu, sampai kemudian saya bekerja di Philip Morris lebih tepatnya.Philip Morris Indonesia in 2001.Kemudian melanjutkan ke Sampoerna, karena.

waktu itu Sampoerna diambil alih Philip Morris Indonesia di tahun 2005.Dan inilah saya hari ini, berkarir di Philip Morris Indonesia - Sampoerna, sudah lebih mendekati 21 tahun.- Di hospitality itu kental sekali dengan peran perempuan.Bahkan bisa dibilang mayoritas dari lapangan kerjanya itu perempuan.Cerita.

deh kalau di perusahaan Anda, itu peran perempuan kayak gimana, terus porsi atau presentase dari populasi kerja itu berapa, dan aspirasi ke depannya itu gimana.- Baik.Jadi kalau di Sampoerna, sebenarnya saya mengambil dari Philip Morris International, kemudian tentu saja kulturnya juga mulai dicampur.

dengan Sampoerna ketika Sampoerna diambil alih di 2005.Dari awal saya bekerja di Philip Morris di 2001, satu hal yang saya perhatikan adalah tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan.- Dalam konteks?- Dalam artian bahwa kita punya kesempatan yang sama.dalam semua kesempatan, jadi tidak.

dipandang bahwa, "Oh kalau perempuan, nanti hamil, habis itu cuti hamil lama, abis itu pekerjaan akan tidak terpegang, dsb."Itu tidak ada sama sekali. Jadi kita semua berkompetisi dalam level yang sama.Ketika saya pindah ke Sampoerna di tahun 2007 dengan organisasi yang lebih besar.

workforce]nya sangat besar, kita mencapai puluhan ribu, kalau di Philip Morris Indonesia sangat kecil, kami menerapkan budaya yang sama bahwa memberikan kesempatan yang sama kepada laki-laki dan perempuan.Namun saya harus akui bahwa kemudian diposisikan di sebuah upaya-upaya dengan kesadaran penuh supaya perempuan memiliki.

kesempatan yang sama, baru dilakukan dalam 6 tahun terakhir, 2014.Jadi ditata sedemikian rupa bahwa ketika kita ada penerimaan karyawan dari luar, dipastikan bahwa kandidat-kandidatnya memiliki kuantitas yang sama.Misalnya, kita mencari 2 posisi, maka ada kandidat 5 laki-laki, 5 perempuan, sebisa mungkin.Itu yang dilakukan.

adalah secara sadar memastikan bahwa kita memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki.Di dalam pun sama,kulturnya itu dikembangkan oleh Sampoerna, oleh Philip Morris International juga.Jadi bagaimana menciptakan suasana kerja yang ramah terhadap perempuan tapi bukan berarti melupakan meritokrasi.Meritokrasi tetap bottomline.Kita secara sadar melihat apa.

kendala perempuan untuk masuk ke dalam jenjang-jenjang yang lebih tinggi.Apa kendala mereka?Membagi waktu dengan keluarga.Bagaimana kita bisa fleksibel dalam melakukan itu, asalkan deliverable-nya tetap sama.Kualitasnya tetap bagus.Dan itulah yang diciptakan.Saya ambil contoh paling kecil saja, misalnya,punya ruang laktasi di perusahaan.Kemudian pada saat kita.

musim perayaan kayak mau lebaran, dsb, kita siapkan ruang untuk tempat pengasuhan anak.Jadi bukan saya mengecilkan arti laki-laki, tapi memang secara alamiah, perempuan itu kalau sama anak pingin dirawat begitu yang membantu di rumah itu tidak ada, kan kepikiran,nanti bagaimana bisa kerja dengan.

enak.Itu kemudian diciptakan.Dalam dunia pekerjaan, yang kental sekali dengan dunia laki-laki misalnya sales (penjualan) di lapangan.Presentase perempuannya kecil sekali, Pak.Karena cukup berat di lapangan.Itu yang kita juga sesuaikan cara bekerjanya, dsb.Sehingga perempuan pun bisa ikut berpartisipasi di bidang yang notabene dulunya didominasi laki-laki.-.

Gimana untuk mengukur bahwasannya kesetaraan hasil itu beda dengan kesetaraan peluang.Tadi Anda cerita, kita kalau mau merekrut, mau mewawancarai 5 laki-laki dan 5 perempuan, tapi kan kita juga harus memastikan bahwa atribut-atribut di masing-masing kandidat itu sangat bisa dipertanggungjawabkan.Apa yang dilakukan di perusahaan.

Anda?- Dalam prosesnya tetap harus ada proses penilaian.[Performance index]-nya tetap harus sama.Tidak kemudian karena perempuan, saya kasih nilai tinggi. Tidak seperti itu.Tapi tetap semuanya harus dilakukan berdasarkan sistem yang sudah ditetapkan.Jadi kita punya kualitas dasar yang harus dicapai oleh posisi-posisi tertentu.Dan memang.

harusnya posisi kepemimpinan pun secara mindset sama, Pak.Terlepas bahwa kita punya upaya untuk meningkatkan kinerja perempuan, tetapi bottomline adalah tetap meritokrasi.Jadi bukan berarti ada kemudian perempuannya lebih rendah sedikit, laki-lakinya yang ada di atas, kemudian yang menang tetap perempuan hanya karena kami akan.

memenuhi kuotanya perempuan.Itu yang dilakukan.Ada KPI yang harus dicapai oleh masing-masing.Dan itu sangat kental sekali dilakukan di perusahaan kita.- Tapi kalau sekarang untuk yang relatif junior di organisasi,itu sudah dominan perempuan kan?- Kalau junior, kalau Bapak bicara di (bidang) produksi, iya.- Itu presentasenya.

berapa?- Wah dominan sekali, Pak.- Lebih dari 50% pasti.- Lebih dari 50%.Tetapi ketika kita berbicara tentang posisi kepemimpinandari manajerial ke atas, kurang lebihnya hari ini ada 37%, dan target kita tahun 2022 adalah 40%.- Saya mau tarik ke observasi pribadi saya.Kalau dulu saya.

sekolah, itu kan di jaman TK, SD, SMP, SMA, mayoritas dari guru itu kan perempuan.Dan bahkan saya masih ingat ucapan dan ajaran guru-guru saya di SD, SMP, SMA.Tapi kalau masuk ke dimensi tersier, itu presentasenya berubah timpang.Apakah itu ada korelasi antara presentase guru.

yang perempuan di universitas dengan kesulitan berbagai perusahaan untuk mencari profesional-profesional yang perempuan.Ada nggak kemungkinannya ke situ?- Kalau saya boleh merefleksi, kembali ke belakang,memang salah satu kendala kita adalah mencari mentor yang tepat, mentor yang tepat, siapa yang bisa kita jadikan figur untuk.

menginspirasi.Terus terang Saya melalui masa sulit dalam artian karena pada masa itu gaung pemberdayaan perempuan belum seperti 4-6 tahun terakhir.Jadi saya melihat yang Bapak sampaikan bahwa ketika sudah masuk kuliah, memang banyak didominasi oleh laki-laki.Terkadang kita terhubung kayak hari ini saya di kantor,.

ada mungkin posisi junior, mereka baru saja meniti karir atau masuk di manajerial tingkat awal, baru punya anak, misalnya.Mereka ingin berbagi masalahnya itu apa.Gimana menyiasatinya.Daripada harus susah payah untuk coba-coba.Kadang berbicara dengan sesama perempuan yang mungkin mengalami proses yang sama, itu akanmenginspirasi mereka..

Meskipun nggak harus cara yang sama.Tapi mereka akan berpikir bahwa mereka bisa.Bahwa Saya dapat mengatur kehidupan pribadi saya mengintegrasikan dengan kehidupan profesional saya, itu mungkin- Anda adalah panutan untuk banyak perempuan yang masih sekolah,mungkin yang masih junior, di profesi macam-macam.Tapi kalau saya lihat.

akhir-akhir ini banyak sekali narasumber kita itu justru yang perempuan.Ada yang jadi founder dari beberapa startup, terus ada juga yang bahkan di dunia sains, saya itu lebih gampang mencari ilmuwan yang perempuanyang bisa diajak ngobrol untuk bisa memberikan inspirasimasa depan saintifik kita ke.

depan.Saya ingin tahu gimana pandangan Anda?- Saya percaya semuanya dimulai dari rumah.Yang saya terapkan ke anak-anak saya.Anak saya 1 perempuan, 1 laki-laki.Dan hal yang sama sebenarnya diterapkan oleh ibu saya dulu.Secara [unconscious] saya melihat itu.Akhirnya ketika saya merefleksi semua itu kembali dari rumah.Bagaimana.

orang tua memperlakukan anak-anaknya di rumah.Kuncinya adalah setara.Memberdayakan mereka untuk jadi yang terbaik.Apa pun profesi yang akan mereka pilih, itu kita dorong mereka untuk menjadi yang terbaik.Saya tertarik tadi Bapak bilang bahwa makin banyak perempuan yang arahnya ke sains.Anak saya kuliahnya ilmu komputer.Jadi.

itu yang kemudian juga melepaskan bahwa perempuan itu harusnya kuliahnya (jurusan) Komunikasi saja atau (jurusan) Hubungan Internasional, jadi sama sekali nggak seperti itu.Jadi semuanya kembali ke rumah, dan berpikir bahwaAnda bisa menjadi apa pun yang Anda inginkan untuk menjadi versi terbaik dari diri.

Anda.Itu yang harus kita terapkan di rumah.Lebih jauh dari sana, seperti saya, ada di organisasi yang cukup besar.Jadi, saya mencoba memainkan peran saya dalam artian saya merefleksi kembali ke belakang apa yang sudah saya lalui, apa yang susah pada saat saya meniti karir.

selama 20 tahun.Siapa tahu perempuan yang sekarang yang ada di organisasi saya nggak harus menunggu 20 tahun untuk berada di posisi saya sekarang.Itulah yang kemudian memotivasi saya, karena juga dibuat oleh organisasi secara sadar membuat sebuah sistem di mana hal itu bisa dilakukan.

dan tercapai.Membuat platform-platform diskusi bagaimana perempuan di dalam organisasi yang sudah ada di posisi kepemimpinan maupun juga yang ada di middle (tengah) bisa menginspirasi para juniornya.Jadi kembali lagi saya bilang adalah, itu bisa dilakukan dimulai dari rumah, bahwa perempuan dan laki-laki itu nggak.

ada perbedaannya.Kemudian kita bawa ke populasi yang lebih besar,apakah dalam organisasi atau dalam komunitas, itu harus ditularkan.Dan di perusahaan kami juga melakukan hal itu ke komunitas lebih besar lagi bagaimana mengembaangkan UMKM, payung besarnya UMKM,kita juga memoerhatikan UMKM yang dijalankan oleh para perempuan.Mereka.

itu bisa punya peran di dalam perekonomian keluarga.Itu yang kita lakukan, Pak Gita.- Itu saya ingat itu contoh di Bangladesh yang diterapkan oleh Muhammad Yunus.Dia kan memberdayakan ibu-ibu.Dan justru dengan pemberdayaan ibu-ibu di seluruh desa dan di tempat-tempat pelosok, itu kolektibilitasnya lebih tinggi.Dan.

itu sangat bisa menjadi contoh baik untuk kita semua.Tapi saya mau coba dorong sedikit.Dalam karir Anda, selama puluhan tahun ini, nggak mungkin nggak ada tantangan sebagai perempuandi mana Anda itu didominasi oleh laki-laki di kiri dan kanan, atas dan bawah.Cerita deh.Gimana episode-episode itu.

justru membuahkan titik terang untuk bisa lebih beraspirasi menjadi lebih sukses.- Di awal karir sayaterus terang memang selalu ada dilema apalagi waktu anak-anak masih kecil.Nggak jarang saya mempertanyakan saat itu.Ketika saya ada di kantor saya mempertanyakan, "Apakah saya adalah ibu yang baik?"Ketika saya.

ada di rumah, "Apakah saya seorang profesional yang baik?"Jadi perasaannya itu sangat nggak enak sekali karena kita mempertanyakan diri kita sendiri.Karena kita bekerja, ada rasa bersalah.Tapi pada saat yang sama, ketika kita bersama anak-anak, kita mikirin pekerjaan.Memang pada akhirnya kembali lagi kepada mindset.Bagaimana.

kita menentukan tujuan kita dalam hidup mau apa,fokus nya mau ke mana.Dan Apapun yang kita pilih, kita harus melakukannya.Buat saya,.

Majulah Kartini Indonesia 2021

dalam perjalanan, ya, saya melewati waktu yang sulit dengan segala macam saya harus mengintegrasikan antara profesional dan personal, tentu saja saya mempunyai privilese bekerja di Sampoerna.Mungkin nggak semua perempuan memiliki situasi yang sama dengan saya.Karena peran perempuan dianggap, kemudian kesulitan yang dihadapi perempuan.

itu juga diakui, sehingga kita merasa terberdaya, kita merasa dinilai oleh organisasi, sehingga dalam banyak hal, saya merasa saya bisa berkontribusi lebih.Kalau tadi Pak gita mengatakan prosesnya bagaimana, itu akhirnya pada saat zaman saya mentoring, coaching,itu belum terlalu populer pada saat itu.Tapi saya.

menekankan pada diri saya adalah, "Kamu harus belajar."Saya melihat sosok-sosok yang menjadi figur yang saya rasakualitas-kualitasnya harus saya terapkan dalam perjalanan karir saya.Dan itu yang saya lakukan.Kalau hari ini orang proaktif, kesempatannya dibuka,saat itu saya dengan proaktif melakukan hal itu sendiri.Jadi saya rasa.

kualitas itu harus dimiliki oleh laki-laki apalagi perempuan bahwa kesempatan yang sama itu ada dan Anda harus mendapatkannya, Anda harus berusaha,karena tidak ada yang mengalahkan kerja keras.Tidak ada yang mengalahkan dedikasi, tidak ada yang mengalahkan determinasi atau kemauan keras.Jadi 3 kombinasi.- Saya mau.

coba dorong sedikit.Apakah dalam episode-episode yang anggaplah ini berat banget, Apakah Anda merasa harus bekerja lebih keras dibanding kolega laki-laki?Kalau lebih keras ini sulit kan mengukurnya.Tapi kalau sangat keras untuk bisa mencapai sesuatu penghargaan apakah Anda harus bekerja jauh lebih keras dibanding teman-teman.

sebaya di kantor?- Pengalaman saya tidak seperti kebanyakan, Pak.Karena dari awal pun, karena saya dididik dari rumah saya tidak berbeda dengan laki-laki, saya tidak pernah membandingkan diri saya dengan laki-laki.Perbandingan saya adalah orang-orang bagusnya laki-laki dan perempuan.terlepas dari gendernya.Yang saya paham adalah bahwa.

kualitas dari seorang individuharus dibentuk dari kerja keras dan dari determinasi dia dari fokusnya dia terhadap apa yang dia kerjakan.Tapi saya tidak pernah secara khusus membandingkan diri saya bahwa saya harus lebih dari laki-laki.Saya melihat siapa yang menjadi parameter saya,mau laki-laki, mau perempuan,.

tidak masalah.Itulah saya harus bisa mengaplikasikan menjadi versi terbaik dari diri saya dan bisa menjadikan itu inspirasi saya untuk menjadi lebih baik.Kalau saya boleh refleksi, karena dari rumah pun saya tidak pernah dibedakan.Ibu saya tidak pernah mengatakan, "Pekerjaan kamu adalah di rumah, merawat.

anak-anak, memasak."Nggak pernah, Pak, saya digituin sama sekali oleh keluarga saya.Jadi apa pun yang saya lakukan, saya merasa sama.Saya merasa sama dengan saudara laki-laki saya, memiliki kesempatan yang sama.Sekarang tergantung individunya.ketika kita diberikan kesempatan yang sama,yang satunya mau santai-santai saja, silahkan, itu pilihan.

dia.Tapi yang satunya mau bekerja keras dan ngoyo, ya, nanti tergantung hasil akhirnya.- Selama ini ada mitos atau paradigma atau pemikiranbahwasannya kalau Anda seorang perempuan yang ingin berkariritu lebih gampang diklasifikasikan sebagai arogan atau super ambisius.Tapi kalau laki-laki yang mau sukses di karir.

itu normal saja.Bagaimana Anda memecahkannya?Karena saya pingin Anda tuh bisa menjadi contoh baik untuk perempuan-perempuan yang bukan hanya di perusahaan Anda saja, tapi di seluruh Indonesia bahwasannya ini ada loh caranya, selama kita sangat fokus terlepas dari gendernya dan selama kita benar-benar bisa.

mengedepankan meritokrasi ngga ada halangan semestinya, dan itu semestinya nggak dianggap prilaku yang arogan Memiliki mindset yang tepat adalah awal yang paling utama untuk bisa mengubah kondisi saat ini.Bagaimana perempuan bisa memiliki peran yang lebih besar tidak hanya bagi rumah tangganya, tidak hanya.

bagi lingkungan sekitarnya mungkin buat keseluruhan negara, bahkan internasional.Kan banyak perempuan-perempuan yang akhirnya bisa menginspirasi.[Voiceover: Inilah Endgame] GITA WIRJAWAN: Teman-teman, hari ini kita kedatangan Elvira Lianita, Director of External Affairs di PT. HM Sampoerna.Elvira, terima kasih atas kedatangannya di Endgame.ELVIRA LIANITA: Terima kasih,.

Pak Gita.Undangannya sangat berarti buat kita semua.- Amin.Kita mau ngobrol banyak hari ini, khususnya mengenai pemberdayaan perempuan.Dan ini cukup bergaung di mancanegara mengenai gimana peran perempuan itu lebih bisa ditingkatkan, lebih bisa diberdayakan, bukan hanya di bermacam-macam profesi, tapi juga khususnya di posisi.

kepemimpinan.Tapi sebelum itu saya mau dengar cerita Anda dulu,kecilnya di mana, terus bisa sampai ke posisi sekarang itu, cerita deh.- Saya lahir di Surabaya, Pak Gita.Saya lahir dan besar di Surabaya.Sekolah juga di Surabaya.Jadi SD, SMP, SMA, kuliah di Surabaya.Dibesarkan oleh ibu tunggal.Ayah.

saya meninggal saat saya umur 1 tahun waktu itu.It was tough.Saya 6 bersaudara.Saya anak terakhir.Dan kemudian saya mulai berkarir, memulai karir di Surabaya.Bermula di industri hospitality awalnya, sampai kemudian saya pindah ke Jakarta, sempat bergabung dengan Grand Hyatt Jakarta sebagai Public Relation waktu.

itu, sampai kemudian saya bekerja di Philip Morris lebih tepatnya.Philip Morris Indonesia in 2001.Kemudian melanjutkan ke Sampoerna, karena waktu itu Sampoerna diambil alih Philip Morris Indonesia di tahun 2005.Dan inilah saya hari ini, berkarir di Philip Morris Indonesia - Sampoerna, sudah lebih mendekati.

21 tahun.- Di hospitality itu kental sekali dengan peran perempuan.Bahkan bisa dibilang mayoritas dari lapangan kerjanya itu perempuan.Cerita deh kalau di perusahaan Anda, itu peran perempuan kayak gimana, terus porsi atau presentase dari populasi kerja itu berapa, dan aspirasi ke depannya itu gimana.-.

Baik.Jadi kalau di Sampoerna, sebenarnya saya mengambil dari Philip Morris International, kemudian tentu saja kulturnya juga mulai dicampur dengan Sampoerna ketika Sampoerna diambil alih di 2005.Dari awal saya bekerja di Philip Morris di 2001, satu hal yang saya perhatikan adalah tidak ada perbedaan.

antara laki-laki dan perempuan.- Dalam konteks?- Dalam artian bahwa kita punya kesempatan yang sama.dalam semua kesempatan, jadi tidak dipandang bahwa, "Oh kalau perempuan, nanti hamil, habis itu cuti hamil lama, abis itu pekerjaan akan tidak terpegang, dsb."Itu tidak ada sama sekali. Jadi kita.

semua berkompetisi dalam level yang sama.Ketika saya pindah ke Sampoerna di tahun 2007 dengan organisasi yang lebih besar workforce]nya sangat besar, kita mencapai puluhan ribu, kalau di Philip Morris Indonesia sangat kecil, kami menerapkan budaya yang sama bahwa memberikan kesempatan yang sama kepada.

laki-laki dan perempuan.Namun saya harus akui bahwa kemudian diposisikan di sebuah upaya-upaya dengan kesadaran penuh supaya perempuan memiliki kesempatan yang sama, baru dilakukan dalam 6 tahun terakhir, 2014.Jadi ditata sedemikian rupa bahwa ketika kita ada penerimaan karyawan dari luar, dipastikan bahwa kandidat-kandidatnya memiliki.

kuantitas yang sama.Misalnya, kita mencari 2 posisi, maka ada kandidat 5 laki-laki, 5 perempuan, sebisa mungkin.Itu yang dilakukan adalah secara sadar memastikan bahwa kita memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki.Di dalam pun sama,kulturnya itu dikembangkan oleh Sampoerna, oleh Philip Morris International juga.Jadi bagaimana.

menciptakan suasana kerja yang ramah terhadap perempuan tapi bukan berarti melupakan meritokrasi.Meritokrasi tetap bottomline.Kita secara sadar melihat apa kendala perempuan untuk masuk ke dalam jenjang-jenjang yang lebih tinggi.Apa kendala mereka?Membagi waktu dengan keluarga.Bagaimana kita bisa fleksibel dalam melakukan itu, asalkan deliverable-nya tetap sama.Kualitasnya.

tetap bagus.Dan itulah yang diciptakan.Saya ambil contoh paling kecil saja, misalnya,punya ruang laktasi di perusahaan.Kemudian pada saat kita musim perayaan kayak mau lebaran, dsb, kita siapkan ruang untuk tempat pengasuhan anak.Jadi bukan saya mengecilkan arti laki-laki, tapi memang secara alamiah, perempuan itu kalau.

sama anak pingin dirawat begitu yang membantu di rumah itu tidak ada, kan kepikiran,nanti bagaimana bisa kerja dengan enak.Itu kemudian diciptakan.Dalam dunia pekerjaan, yang kental sekali dengan dunia laki-laki misalnya sales (penjualan) di lapangan.Presentase perempuannya kecil sekali, Pak.Karena cukup berat di lapangan.Itu yang.

kita juga sesuaikan cara bekerjanya, dsb.Sehingga perempuan pun bisa ikut berpartisipasi di bidang yang notabene dulunya didominasi laki-laki.- Gimana untuk mengukur bahwasannya kesetaraan hasil itu beda dengan kesetaraan peluang.Tadi Anda cerita, kita kalau mau merekrut, mau mewawancarai 5 laki-laki dan 5 perempuan, tapi.

kan kita juga harus memastikan bahwa atribut-atribut di masing-masing kandidat itu sangat bisa dipertanggungjawabkan.Apa yang dilakukan di perusahaan Anda?- Dalam prosesnya tetap harus ada proses penilaian.[Performance index]-nya tetap harus sama.Tidak kemudian karena perempuan, saya kasih nilai tinggi. Tidak seperti itu.Tapi tetap semuanya.

harus dilakukan berdasarkan sistem yang sudah ditetapkan.Jadi kita punya kualitas dasar yang harus dicapai oleh posisi-posisi tertentu.Dan memang harusnya posisi kepemimpinan pun secara mindset sama, Pak.Terlepas bahwa kita punya upaya untuk meningkatkan kinerja perempuan, tetapi bottomline adalah tetap meritokrasi.Jadi bukan berarti ada kemudian.

perempuannya lebih rendah sedikit, laki-lakinya yang ada di atas, kemudian yang menang tetap perempuan hanya karena kami akan memenuhi kuotanya perempuan.Itu yang dilakukan.Ada KPI yang harus dicapai oleh masing-masing.Dan itu sangat kental sekali dilakukan di perusahaan kita.- Tapi kalau sekarang untuk yang relatif.

junior di organisasi,itu sudah dominan perempuan kan?- Kalau junior, kalau Bapak bicara di (bidang) produksi, iya.- Itu presentasenya berapa?- Wah dominan sekali, Pak.- Lebih dari 50% pasti.- Lebih dari 50%.Tetapi ketika kita berbicara tentang posisi kepemimpinandari manajerial ke atas, kurang lebihnya hari ini.

ada 37%, dan target kita tahun 2022 adalah 40%.- Saya mau tarik ke observasi pribadi saya.Kalau dulu saya sekolah, itu kan di jaman TK, SD, SMP, SMA, mayoritas dari guru itu kan perempuan.Dan bahkan saya masih ingat ucapan dan ajaran guru-guru saya di.

SD, SMP, SMA.Tapi kalau masuk ke dimensi tersier, itu presentasenya berubah timpang.Apakah itu ada korelasi antara presentase guru yang perempuan di universitas dengan kesulitan berbagai perusahaan untuk mencari profesional-profesional yang perempuan.Ada nggak kemungkinannya ke situ?- Kalau saya boleh merefleksi, kembali ke belakang,memang salah.

satu kendala kita adalah mencari mentor yang tepat, mentor yang tepat, siapa yang bisa kita jadikan figur untuk menginspirasi.Terus terang Saya melalui masa sulit dalam artian karena pada masa itu gaung pemberdayaan perempuan belum seperti 4-6 tahun terakhir.Jadi saya melihat yang Bapak sampaikan.

bahwa ketika sudah masuk kuliah, memang banyak didominasi oleh laki-laki.Terkadang kita terhubung kayak hari ini saya di kantor, ada mungkin posisi junior, mereka baru saja meniti karir atau masuk di manajerial tingkat awal, baru punya anak, misalnya.Mereka ingin berbagi masalahnya itu apa.Gimana menyiasatinya.Daripada.

harus susah payah untuk coba-coba.Kadang berbicara dengan sesama perempuan yang mungkin mengalami proses yang sama, itu akanmenginspirasi mereka. Meskipun nggak harus cara yang sama.Tapi mereka akan berpikir bahwa mereka bisa.Bahwa Saya dapat mengatur kehidupan pribadi saya mengintegrasikan dengan kehidupan profesional saya, itu mungkin-.

Anda adalah panutan untuk banyak perempuan yang masih sekolah,mungkin yang masih junior, di profesi macam-macam.Tapi kalau saya lihat akhir-akhir ini banyak sekali narasumber kita itu justru yang perempuan.Ada yang jadi founder dari beberapa startup, terus ada juga yang bahkan di dunia sains, saya.

itu lebih gampang mencari ilmuwan yang perempuanyang bisa diajak ngobrol untuk bisa memberikan inspirasimasa depan saintifik kita ke depan.Saya ingin.

Menjadi Cerdas

tahu gimana pandangan Anda?- Saya percaya semuanya dimulai dari rumah.Yang saya terapkan ke anak-anak saya.Anak saya 1 perempuan, 1 laki-laki.Dan hal yang sama sebenarnya diterapkan oleh ibu saya dulu.Secara [unconscious] saya melihat itu.Akhirnya ketika saya merefleksi semua itu kembali dari rumah.Bagaimana orang tua.

memperlakukan anak-anaknya di rumah.Kuncinya adalah setara.Memberdayakan mereka untuk jadi yang terbaik.Apa pun profesi yang akan mereka pilih, itu kita dorong mereka untuk menjadi yang terbaik.Saya tertarik tadi Bapak bilang bahwa makin banyak perempuan yang arahnya ke sains.Anak saya kuliahnya ilmu komputer.Jadi itu yang.

kemudian juga melepaskan bahwa perempuan itu harusnya kuliahnya (jurusan) Komunikasi saja atau (jurusan) Hubungan Internasional, jadi sama sekali nggak seperti itu.Jadi semuanya kembali ke rumah, dan berpikir bahwaAnda bisa menjadi apa pun yang Anda inginkan untuk menjadi versi terbaik dari diri Anda.Itu yang.

harus kita terapkan di rumah.Lebih jauh dari sana, seperti saya, ada di organisasi yang cukup besar.Jadi, saya mencoba memainkan peran saya dalam artian saya merefleksi kembali ke belakang apa yang sudah saya lalui, apa yang susah pada saat saya meniti karir selama 20.

tahun.Siapa tahu perempuan yang sekarang yang ada di organisasi saya nggak harus menunggu 20 tahun untuk berada di posisi saya sekarang.Itulah yang kemudian memotivasi saya, karena juga dibuat oleh organisasi secara sadar membuat sebuah sistem di mana hal itu bisa dilakukan dan tercapai.Membuat.

platform-platform diskusi bagaimana perempuan di dalam organisasi yang sudah ada di posisi kepemimpinan maupun juga yang ada di middle (tengah) bisa menginspirasi para juniornya.Jadi kembali lagi saya bilang adalah, itu bisa dilakukan dimulai dari rumah, bahwa perempuan dan laki-laki itu nggak ada perbedaannya.Kemudian.

kita bawa ke populasi yang lebih besar,apakah dalam organisasi atau dalam komunitas, itu harus ditularkan.Dan di perusahaan kami juga melakukan hal itu ke komunitas lebih besar lagi bagaimana mengembaangkan UMKM, payung besarnya UMKM,kita juga memoerhatikan UMKM yang dijalankan oleh para perempuan.Mereka itu bisa.

punya peran di dalam perekonomian keluarga.Itu yang kita lakukan, Pak Gita.- Itu saya ingat itu contoh di Bangladesh yang diterapkan oleh Muhammad Yunus.Dia kan memberdayakan ibu-ibu.Dan justru dengan pemberdayaan ibu-ibu di seluruh desa dan di tempat-tempat pelosok, itu kolektibilitasnya lebih tinggi.Dan itu sangat.

bisa menjadi contoh baik untuk kita semua.Tapi saya mau coba dorong sedikit.Dalam karir Anda, selama puluhan tahun ini, nggak mungkin nggak ada tantangan sebagai perempuandi mana Anda itu didominasi oleh laki-laki di kiri dan kanan, atas dan bawah.Cerita deh.Gimana episode-episode itu justru membuahkan.

titik terang untuk bisa lebih beraspirasi menjadi lebih sukses.- Di awal karir sayaterus terang memang selalu ada dilema apalagi waktu anak-anak masih kecil.Nggak jarang saya mempertanyakan saat itu.Ketika saya ada di kantor saya mempertanyakan, "Apakah saya adalah ibu yang baik?"Ketika saya ada di.

rumah, "Apakah saya seorang profesional yang baik?"Jadi perasaannya itu sangat nggak enak sekali karena kita mempertanyakan diri kita sendiri.Karena kita bekerja, ada rasa bersalah.Tapi pada saat yang sama, ketika kita bersama anak-anak, kita mikirin pekerjaan.Memang pada akhirnya kembali lagi kepada mindset.Bagaimana kita menentukan.

tujuan kita dalam hidup mau apa,fokus nya mau ke mana.Dan Apapun yang kita pilih, kita harus melakukannya.Buat saya, dalam perjalanan, ya, saya melewati waktu yang sulit dengan segala macam saya harus mengintegrasikan antara profesional dan personal, tentu saja saya mempunyai privilese bekerja di.

Sampoerna.Mungkin nggak semua perempuan memiliki situasi yang sama dengan saya.Karena peran perempuan dianggap, kemudian kesulitan yang dihadapi perempuan itu juga diakui, sehingga kita merasa terberdaya, kita merasa dinilai oleh organisasi, sehingga dalam banyak hal, saya merasa saya bisa berkontribusi lebih.Kalau tadi Pak gita.

mengatakan prosesnya bagaimana, itu akhirnya pada saat zaman saya mentoring, coaching,itu belum terlalu populer pada saat itu.Tapi saya menekankan pada diri saya adalah, "Kamu harus belajar."Saya melihat sosok-sosok yang menjadi figur yang saya rasakualitas-kualitasnya harus saya terapkan dalam perjalanan karir saya.Dan itu yang.

saya lakukan.Kalau hari ini orang proaktif, kesempatannya dibuka,saat itu saya dengan proaktif melakukan hal itu sendiri.Jadi saya rasa kualitas itu harus dimiliki oleh laki-laki apalagi perempuan bahwa kesempatan yang sama itu ada dan Anda harus mendapatkannya, Anda harus berusaha,karena tidak ada yang mengalahkan.

kerja keras.Tidak ada yang mengalahkan dedikasi, tidak ada yang mengalahkan determinasi atau kemauan keras.Jadi 3 kombinasi.- Saya mau coba dorong sedikit.Apakah dalam episode-episode yang anggaplah ini berat banget, Apakah Anda merasa harus bekerja lebih keras dibanding kolega laki-laki?Kalau lebih keras ini sulit kan.

mengukurnya.Tapi kalau sangat keras untuk bisa mencapai sesuatu penghargaan apakah Anda harus bekerja jauh lebih keras dibanding teman-teman sebaya di kantor?- Pengalaman saya tidak seperti kebanyakan, Pak.Karena dari awal pun, karena saya dididik dari rumah saya tidak berbeda dengan laki-laki, saya tidak pernah.

membandingkan diri saya dengan laki-laki.Perbandingan saya adalah orang-orang bagusnya laki-laki dan perempuan.terlepas dari gendernya.Yang saya paham adalah bahwa kualitas dari seorang individuharus dibentuk dari kerja keras dan dari determinasi dia dari fokusnya dia terhadap apa yang dia kerjakan.Tapi saya tidak pernah secara khusus.

membandingkan diri saya bahwa saya harus lebih dari laki-laki.Saya melihat siapa yang menjadi parameter saya,mau laki-laki, mau perempuan, tidak masalah.Itulah saya harus bisa mengaplikasikan menjadi versi terbaik dari diri saya dan bisa menjadikan itu inspirasi saya untuk menjadi lebih baik.Kalau saya boleh refleksi,.

karena dari rumah pun saya tidak pernah dibedakan.Ibu saya tidak pernah mengatakan, "Pekerjaan kamu adalah di rumah, merawat anak-anak, memasak."Nggak pernah, Pak, saya digituin sama sekali oleh keluarga saya.Jadi apa pun yang saya lakukan, saya merasa sama.Saya merasa sama dengan saudara laki-laki saya,.

memiliki kesempatan yang sama.Sekarang tergantung individunya.ketika kita diberikan kesempatan yang sama,yang satunya mau santai-santai saja, silahkan, itu pilihan dia.Tapi yang satunya mau bekerja keras dan ngoyo, ya, nanti tergantung hasil akhirnya.- Selama ini ada mitos atau paradigma atau pemikiranbahwasannya kalau Anda seorang perempuan.

yang ingin berkariritu lebih gampang diklasifikasikan sebagai arogan atau super ambisius.Tapi kalau laki-laki yang mau sukses di karir itu normal saja.Bagaimana Anda memecahkannya?Karena saya pingin Anda tuh bisa menjadi contoh baik untuk perempuan-perempuan yang bukan hanya di perusahaan Anda saja, tapi di seluruh.

Indonesia bahwasannya ini ada loh caranya, selama kita sangat fokus terlepas dari gendernya dan selama kita benar-benar bisa mengedepankan meritokrasi ngga ada halangan semestinya, dan itu semestinya nggak dianggap prilaku yang arogan.Nggak semestinya dianggap sebagai prilaku yang abnormal.Saya rasa itu akan jadi keren.

kalau bisa. Apalagi kalau populasi kita makin lama makin dominan perempuan.Dan itu bakal indah kalau perempuan itu lebih bisa diberdayakan di posisi kepemimpinan.Ini yang akan saya tarik ke depan nanti dalam konteks korporasi dulu, tapi nanti lebih jauh.Gimana pandangan Anda?- Kalau menurut saya,.

hal ini bisa mengubah cara pandangmasyarakat umum.Tapi yang terpenting buat saya adalah individu-individu perempuannya dulu.Harus ada upaya mengubah cara pandang masyarakat secara luas.Tetapi secara individu, setiap perempuan harus bisa melakukan itu.Jadi tentukan apa yang ingin dilakukan.Tidak ada rintangan apapun.Dan saya tidak pernah mengatakan.

bahwa perempuan itu harus berkarir.Nggak ada dalam hidup saya.Kalau pilihannya memang menjadi ibu rumah tanggabuat saya itu sama baiknya ketika dia kemudiaan memilih untuk berkarir.Pilih apa pun yang membuat Anda bahagia Jadi kalau untuk merubah paradigma itu, satu, masyarakat memang harus mengubah bahwa.

perempuan itu punya kesempatan yang sama dengan laki-laki, dan perempuannya sendiri harus merasakan itu.Kalau dia tidak memiliki mindset itu, akan susah, dia akan merasa "Oh saya dibedakan sama laki-laki, makanya saya nggak bisa sampai posisi itu."[Do not blame the world].Cobalah introspeksi, perubahan apa.

yang kita bisa bawa ke dalam sana.Makanya yang saya bilang adalah mindset yang tepatadalah awal yang paling benar untuk seseorangmembentuk dirinya untuk masa depannya.Dan mindset itu kan bisa berubah sesuai proses.Ketika kita menemui sebuah tantangan, kita menemui sebuah situasi, itu bisa saja berubah,.

berevolusi.Tapi ya itu tadi mempunyai mindset yang tepat adalah awal yang paling utama untuk bisa mengubah kondisi saat ini.Bagaimana perempuan bisa memiliki peran yang lebih besar,tidak hanya bagi rumah tangganya, tidak hanya bagi lingkungan sekitarnya, dan mungkin buat keseluruhan negara ataupun bahkan internasional.Kan.

banyak perempuan-perempuan yang akhirnya bisa menginspirasi.- Betul. Apa yang Anda lakukan di tempat kerja untuk bisa bikin kolega-kolega laki-laki itu tenang?Nggak insecure. Maaf ya, saya mau coba dorong dikit.- Adil.- Adil? Oke.Dan itu bukan semata di lateral saja, ke bawah juga kan?- Betul..

Karena dari awal saya tidak pernah melihat laki-laki itu adalah makhluk yang harus diistimewakan atau menjadi ketakutan saya, atau menjadi ancaman bagi saya, saya tidak pernah melakukan itu.Jadi, selama ini yang saya lakukan adalah memperlakukan mereka dengan setara.Sesimpel apa yang saya lakukan kepada.

kolega perempuansama dengan saya lakukan kepada kolega laki-laki saya, ataupun para anggota tim saya, itu sama.Jadi tidak ada perbedaan.Pada akhirnya yang akan mengerucutkan mereka adalah memanghasil kerja yang dilakukan.Arahnya ke sana.Memang ada paradigma, katanya kalau perempuan sukses dalam karir, maka dia artinya arogan,.

yang tadi Bapak bilang.Kata halusnya itu arogan.Banyak sebutan di belakangnya.- Karena itu harus dihilangkan mitos itu.Laki-laki juga tendesinya berpikirnya kayak begitu."Waduh kalau bos gue cewek, gimana nih, jangan-jangan dia bakal apa gitu."Nah target untuk mencapai 40% komposisi perempuan sebagai pemegang posisi senior itu.

di tahun 2022?Dapat dicapai dengan realistis?Yeah. Dan itu dilakukan secara sungguh-sungguh di perusahaan kami.Itulah saya merasa cukup beruntung berada di Sampoerna,bekerja di Philip Morris International dalam afiliasinya,karena nilai-nilai itu sangat ditekankan.Dan upaya itu sungguh-sungguh dilakukan bukan hanya diucapkan.- Itu lebih lateral dari luar,.

apa dari internal?- Dua-duanya, Pak.- Oke, lebih berat yang mana?- Internal.Tapi perusahaan kita juga tahu, dalam arti ketika kita membutuhkan sebuah posisi profesional dan dari dalam memang tidak ada, ya suka atau tidak, sebagai sebuah organisasi, kami harus mengakui dan akhirnya mempekerjakan dari.

eksternal.Tapi tentu saja upaya yang dilakukan di internal massif, Pak.Jadi ada platform-platform di mana kita bisa saling berbagi kemudian diciptakan kultur unttuk memberikan coaching dan mentoring (pelatihan).Meskipun yang laki-laki pun mendapatkan kesempatan yang sama,tapi [channel] untuk para perempuan ini juga diberikan perhatian.arahnya ke.

sana. Dan itu berjalan sangat baik.- Saya rasa coaching-nya itu harus multi dimensional dalam arti bukan hanya untuk kepentingan profesi saja, budaya, sosial, dll, gimana caranya menyeimbangkan rumah tangga dan kantor.- Betul. Dan satu hal yang saya harus bagi adalah proses saya memberikan.

mentoring, coaching, atau sekedar berbagi misalnya, tidak ditekankan toughness-nya saja.Kita punya sisi-sisi yang memang sensitif.Memang tergantung individunya mau sejauh apa.

Ibu yang Merawat Keluarga

mereka akan berbagi.Tapi saya berbagi tentang hal-hal tersebut Tadi saya cerita ke Bapak, terus terang dulu pada saat saya meniti karir berada di posisi middle (menengah) misalnya, Saya bertanya pada diri saya sendiri, "Apakah saya ibu yang baik?Apakah saya karyawan yang baik?"Hal itulah.

yang saya ingin juga bagi kepada teman-teman yang lain baik dari organisasi yang sama maupun kepada orang lain, bahwa Anda harus menyelesaikannya, Anda harus meyakinkan diri sendiri supaya apapun yang Anda lakukan bisa fokus.Anda harus menemukan kebahagiaan di dalam diri Anda. Di mana.

porsinya, gitu.Anda memutuskan, kemudian Anda menjalankannya.Arahnya ke sana, Pak.- Saya mau tanya, kita sudah lihat banyak sekali perempuan dalam posisi puncak di organisasi. Apa endgame Anda?- Endgame saya adalah melihat lebih banyak perempuan di posisi kepemimpinan Kalau hari ini saya adalah salah seorang.

Board of Director di Sampoerna, ada 2 perempuan di Board of Director, Saya berharap akan ada lebih banyak, setidaknya menjadi 50%.- Total 6 ya Board of Directors?- Iya.- Sudah ada 2 dari 6.- Iya.- Nggak mayoritas dari 6?- Belum.- Maksudnya endgame-nya nggak mau.

ke situ?Lebih dari 3, kenapa tidak?- Iya, lebih dari 3. Mungkin lebih dari 50%.Hari ini sebenarnya di posisi manajemen memang ada BOD, kemudian kita punya posisi manajemen, saya rasa sudah lebih dari 50%, dan itu bagus.- Endgame Anda pribadi?- Endgame saya, untuk melihat.

...- Untuk karir Anda.- Endgame saya, tentu saja mengambil peran yang lebih besar, Pak.- Menjadi sebaik mungkin, kan?- Ambil peran lebih besar, hari ini saya di Indonesia, selalu ada kesempatan untuk bisa berkiprah di global, internasional.Terus terang kalau saya endgame-nya adalah bagaimana saya.

menginspirasi orang-orang di organisasi khususnya perempuan untuk lebih bisa naik ke atas dalam hal karir.- Saya mau tanya, ini apa yang kita, agak geser dikit, tapi saya rasa ini ada relevansinya.Gimana untuk kita bisa mendorong lebih banyak perempuan menjadi guru di universitas?Dan gimana.

perempuan yang berkualitas itu lebih mau menjadi guru?Kalau perempuan yang berkualitas kerja di korporasi,saya rasa sudah terjadi ya, dan ini tinggal gimana penyempurnaannya.Tapi kalau menurut saya yang sistemik itu gimana supaya perempuan itu bisa menjadi pendidik di dunia tersier khususnya.Karena kalau saya lihat.

presentasenya cuma 40% sekarang.Nggak ada alasan untuk nggak bisa meningkat.Dan saya kalau mengingat guru-guru saya yang bermutu dari TK-SMA, itu lebih banyak yang perempuan, dan itu lekat banget di benak saya, omongan mereka, ajaran mereka, dsb.Itu akan keren kalau lebih banyak guru perempuan.-[Interesting].

Pak Gita menyampaikan itu.Menurut saya akhirnya adalah memang harus diidentifikasi masalahnya di mana.Kenapa di dunia pandidikan tersier jumlah pendidik perempuan berkurang.Seperti apa yang dilakukan oleh Sampoerna, masalahnya di mana sih?Kita identifikasi.Itu sama kalau menurut saya.Saya lihat mereka akan sangat menjadi berperan yang sangat.

cukup signifikan untuk menelurkan pemimpin-pemimpin baru di Indonesia; perempuan.Tapi itu tadi, apa yang menjadi kendala?Itu yang harus dilakukan oleh dunia pendidikan, diidentifikasi masalahnya apa.Kemudian coba diatasi.Karena kalau tidak ada upaya untuk membenahi hal tersebut, maka kita itu akan ya sudah gini saja.Mungkin akan.

tetap meningkat.Tapi apakah progres peningkatannya akan seperti yang kita harapkan, apakah akan terakselerasi progres peningkatanya,itu yang perlu dilakukan penelitian, dilakukan aksi,kemudian dilakukan sebuah upaya supaya target akhirnya akan seperti apa, bisa tercapai.Saya rasa itu.Tapi ini menarik Bapak bilang bahwa guru TK, SD, SMP,.

SMA, itu dominan adalah perempuan, tetapi di tersier enggak.- Kenapa itu gapnya?Mungkin ada kaitannya mereka mau siap-siap mau menjadi ibu rumah tangga, dsb.Ada caranya untuk meniti keseimbangan antara profesi denganurusan di rumah tangga.Kalau saya perhatikan, COVID ini sangat menguji perempuan di berbagai profesi.Saya.

bisa membayangkan kalau perempuan selama COVID inirasa tanggung jawab untuk keluarganya itu lebih tinggi, apalagi urusan anak, dsb.Itu pasti dilakukan dengan mengorbankan komitmen atau dedikasi berprofesi di kantor.Dan itu nggak salah kalau menurut saya.Tapi ceritakan pengalaman Anda dalam 13 bulan terakhir ini dalam.

konteks COVID.- Ini sulit.Apalagi buat kolega-kolega saya yang punya anak masih kecil-kecil, saya beruntung punya anak yang satu sudah kerja, yang paling besar, yang kecil (kelas) 3 SMA, itu saja buat saya berat, apalagi mereka yang anak-anaknya masih SD, TK, yang butuh perhatian.Kita.

sedang mengalami masa sulit Tidak hanya menghadapi pandemi itu sendiri, tapi harus beralih antara bagaimana Anda menjaga keluarga pendidikan karena dari rumah buat mereka, jadi itu nggak gampang.Terus yang kedua, mereka punya tanggung jawab karir, tanggung jawab di kantor.Menurut saya adalah bagaimana menciptakan.

komunikasi yang jelasantara anggota tim dengan siapa pun yang menjadi supervisornya, kendala apa yang dihadapi, dan mencoba menyelesaikannya.Yang sering terjadi dari kita adalah perempuan merasa gengsi untuk memberi tahu (bahwa) kita mengalami kesulitan.Karena sudah takut duluan, "Nanti kalau saya bilang ada kesulitan beralih,.

nanti dipikir saya tidak bisa profesional."Padahal tidak demikian.Yang harus diciptakan oleh manajemen perusahaan adalahmengakui bahwa ada masalah yang perlu kita atasi.Dan itu wajar kalau seseorang bercerita tentang masalahnyaKita harus bisa menciptakan pemimpin pemimpin dengan kualitas yang bisa mengakui hal-hal personal itu bisa menjadi.

kendala bagi dunia profesional.Dan mencoba mencari solusi Dan itu yang saya rasa harus dilakukan.Ini sulit.Kalau seperti saya, pengalaman di kantor adalah saya bertanya kepada mereka.Kemudian ketika mereka memiliki kesulitan, mereka berbagi,Saya mengakui, dan kita mencoba mencari solusinya mau apa.Misalnya, apakah kita menghindari meeting.

pagi hari.Apakah itu akan menjadi pemecah masalah Soalnya anak-anak harus mulai sekolah antara jam 8 dan jam 7 pagi.Jadi setelah itu, tidak masalah.Misalnya apa pun meeting yang kita punya, itu harus di atas jam 9 misalnya.Hal-hal sederhana seperti itu mendorong tim untuk bisa.

saling berbagi, membuka komunikasi.Saya selalu bilang ke mereka, misalnya, saya bilang,"Jam 7 malam, tolong saya jangan diganggu."Karena itu jam makan malam saya sama anak-anak, misalnya.Saat itulah kita berdiskusi dan berbicara.Tapi setelah itu apakah saya kemudian akan bekerja lagi setelah jam 9 untuk menyelesaikan.

apa yang memang masih tertundaSelama kita punya mindset yang tepat, dalam arti ini adalah tanggung jawab saya, saya harus mengerjakannya.Saya tidak pernah merasa terpaksa.Saya tidak pernah merasa, "Aduh dunia profesional sudah memakan waktu personal saya." Tidak. Itu tadi yang saya sampaikan di awal.

adalah integrasi kehidupan kerja. Itu adalah sesuatu yang dapat dicapai selama kita berusaha Dan yang kedua adalah, buat saya adalah apa tujuanmu, apa yang akan menjadi fokusmu, kerjakan.- Bekerja dari rumah nolong nggak kemarin?Untuk menciptakan keseimbangan.- Kalau secara personal saya suka.-Saya nggak kebayang,.

karena kalau anak harus sekolah secara online terus kita masih kerja di kantor, kita tidak tahu kalau tiba-tiba Wi-Fi-nya mati.- Terus tiba-tiba anaknya ketiduran.- Saya nggak mau bahas itu, tapi banyak yang bisa diimajinasikan dan itu di kantor kemarin dibudayakan untuk bekerja dari.

rumah, kan?- Sebenarnya sebelum ada pandemi pun, Sampoerna sudah mengimplementasikan jam kerja yang fleksibel.Jadi mengakui kendala-kendala apa yang dihadapi oleh para individu, kemudian mereka bisa diskusi, ada kesempatan bagi mereka untuk mengatur jam fleksibel, semuanya harus juga koordinasi dengan para supervisornya sesuai dengan.

lingkup dari pekerjaan itu sendiri.Tapi itu sangat mungkin.Working from home yang seperti kemarin, secara personal, saya selalu bilang ke tim saya, "Saya suka."Kalau pada satu saat saya diminta untuk ke rumah atau ke kantor, tidak masalah.Tapi saya juga punya waktu untuk berbagi dengan.

anak-anak saya.Menghabiskan waktu bersama mereka, punya waktu yang lebih.Tidak seperti 20 tahun sebelumnya di mana saya memang tiap pagi berangkat ke kantor,balik ke rumah sudah agak malam, beda suasananya.Bagi saya, terlepas ini menyedihkan bahwa kita dihantui oleh pandemi, itu adalah berkahnya bagi saya.-.

Saya justru melihat ini bisa menjadi game changeryang bisa membuka pintu dan peluang untuk perempuan khususnyauntuk bisa lebih berpikir, "Bisa nih berkarir."Tetap bisa di rumah. Tentunya dengan catatan bahwasannya kalau WFH itu tetap bisa membuahkan produktivitas dan efisiensi yang sama, dan sudah terbukti.

selama 13 bulan terakhir ini.Apakah menurut Anda ini akan menciptakan lebih banyak peluang untuk perempuan? -- Iya. Setuju, Pak.- Secara umum.- Iya. Secara umum. Dan ini sebenarnya juga diakui oleh kantor saya.Jadi ketika nanti pandemi berakhir, kami tidak berencana untuk kembali ke cara lama.

Jadi bagaimana kita memadukan antara bekerja dari rumah,kemudian juga bekerja dari kantor.Yang terpenting kan bottom-line-nya, produktivitas masih bisa tercapai nggak?Nah itulah diciptakan sistem-sistem bagaimana produktivitas ini tidak kemudian menjadi berkurang dengan kita mengadakan "smart work"jadi jangan sampai berkurang juga.Tetapi kita akui ternyata dengan.

kerja dari rumah, ternyata produktivitasnya makin bagus.Karena kita menemukan kenyamanan karena saya bisa memadukan 2 hal, saya bisa menghabiskan waktu dengan keluarga saya, dan juga bekerja.Satu-satunya kendala cuma satu yaitu koneksi (internet).Tapi yang lainnya bisa diatur.- Kita lihat selama pandemi banyak sekali panutan.

pemimpin negara dan bangsa yang perempuan yang justru kelihatan lebih bercahaya.Selandia Baru, Taiwan, kemarin di Jerman.Apa pandangan Anda tentang para pemimpin perempuan itu?- Menurut saya akan semakin banyak pemimpin perempuan bergerak maju karena beberapa tahun terakhir, kita sudah memberikan upaya khusus supaya perempuan.

bisa lebih berkembang dengan menciptakan situasinya.Karena secara kualitas, perempuan itu sama bagusnya dengan laki-laki.Kita memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masingakan saling melengkapi antara perempuan dan laki-laki.Tetapi kesempatan itu memang kadang-kadang harus diciptakan.Dan itulah yang saya rasa harus dilakukan oleh semua negara.Memberikan kesempatan yang sama,.

memberikan upaya yang lebih pada perempuan untuk bisalebih berperan dalam kancah politik, kancah pemerintahan,dari organisasi maupun lingkungan sekitar.Semua itu harus dilakukan secara terstruktur melalui sistem.Karena kalau dibiarkan begitu saja, akselerasinya akan sangat lambat.Tapi saya rasa karena kita semua semakin paham bahwa perempuan bisa.

membawa kualitas berbeda yang kemudian akan secara komprehensif membentuk sebuah negara menjadi lebih baik, saya rasa dalam beberapa waktu ke depan, akan terjadi banyak pemimpin perempuan termasuk di Indonesia, Pak. Harapan saya.- Amin.- Semoga akan ada presiden perempuan kedua di Indonesia.- Ketiga, keempat,.

dan kelima.Oke, saya mau tanya.Kalau kita lihat di pemerintahan, di daerah sudah mulai kelihatan banyak pemimpin daerah/kepala daerah yang perempuan.Tapi menurut Anda masih seberapa kurang banyaknya pemimpin daerah?- Kurang banyak, Pak.- Kurang banget?- Iya. Kurang banyak.- Itu apa yang bisa dilakukan untuk menciptakan.

kekuatan perempuan lebih banyak lagi di daerah?- Kembali lagi, pendidikan nomor satu.Pendidikan itu satu-satunya.Seperti kita tahu sebenarnya pendidik pertama di rumah itu selalu dibilang orang tua dan khususnya perempuan.Karena zaman dulu kan perempuan yang ada di rumah,kemudian laki-laki pergi bekerja.Tenaga pendidik itulah yang.

harus dikembangkan.Membuat mereka bisa menginspirasi generasi muda bahwa mereka punya kesempatan yang sama dalam apa pun yang akan mereka pilih,.

Tokoh Perempuan Indonesia Yang Menginspirasi

mau itu berpolitik, bekerja menjadi profesional, atau bekerja dari rumah juga memungkinkan.Banyak sekali usaha dari rumah yang dilakukan, yang seperti kita lakukan sekarang melalui toko-toko kelontong, kita menyebutnya Sampoerna Retail Community ternyata lebih dari 50% para pemilik toko tersebut adalah perempuan.Jadi mereka menghasilkan.

uang untuk keluarganya, Pak.Dari rumah.- Dan lebih kewirausahaan.- Iya. Dan itu keren, Pak.Mereka membantu ekonomi keluarganya dengan cara berperan,dan saya tahu para toko kelontong ini, mereka sambil juga mendidik anak di rumah.Kan toko ada di rumah, mereka juga sambil ngasuh anak, dsb.Jadi kembali.

lagi, pendidikan adalah kunci - Saya melihat perempuan sudah sangat bisa berperan di banyak hal, tapi yang berkali-kali datang ke saya dalam konteks peningkatan inklusi keuangan.Muhammad Yunus salah satu contohnya dalam keuangan mikroDi Indonesia kita juga sudah lihat banyak.Ini agak-agak out of the.

box, dalam arti kalau mengenai keramahan lingkungan, apakah Anda melihat perempuan dapat berperan yang lebih proaktif dibanding laki-laki untuk menarasikan atau mengedepankan narasi mengenai kepentingan kita untuk lebih ramah lingkungan ke depan?Saya melihat yang penting ke depan jangka panjang (ada) dua hal di.

Indonesia.Banyak sih. Tapi yang dua yang top kalau menurut saya itu adalah inklusi keuangan, yang mana saya lihat peran perempuan sudah lumayan.Dan yang kedua, perubahan iklim dan keramahan lingkungan.Apa menurut Anda yang kayaknya bisa dilakukan oleh perempuan?Karena kalau saya ngomong sama generasi muda,.

itu nggak banyak yang paham mengenai perubahan iklim.Bahwa kehidupan kita itu sangat terbatas karena kita nggak terlalu hati-hati.- Jadi saya rasa perempuan itu secara alami memilikikeinginan untuk mendidik. Mulai dari rumah sebenarnya, Pak.- Terus di sekolah. Terus ya syukur-syukur di kantor.Tapi kalau mereka.

lebih bisa berperan dalam mendidik sesama, menurut Anda bagaimana mereka bisa berperan?- Besar peranannya yang bisa dilakukan, semuanya harus terstruktur dalam sebuah mekanisme edukasi yang komprehensif, kalau saya ambil contoh di tempat kami, ketika kami ingin mendidik para petani, yang kita didik pertama.

kali adalah ibunya.Bagaimana cara mengaplikasi bahan untuk memproteksi tanaman, yang kita didik adalah ibunya.Karena ibunya nanti yang akan mengingatkan bapaknya ketika berangkat ke lahan pertaniannya, kemudian dia akan mengingatkan.Itu yang saya bilang bahwa ibu-ibu ini, perempuan inimemiliki naluri alami untuk menjadi pendidik, apa.

pun yang dia hadapi.Kalau tadi Bapak membawa konteksnya kepada ramah lingkungan,artinya adalah yang pertama kali harus diedukasi adalah para perempuan ini, Pak.Dia kemudian akan menjadi duta duta perubahan yang dia akan membawa lingkungan kecilnya dulu,kemudian kalau dia ingin menginspirasi pada komunitas yang lebih.

besar, itu yang akan dia lakukan.Jadi perempuan bisa berperan karena tadi saya sebutkan, kita punya naluri alami untuk memberikan edukasi dan berbagi.Karena itu dimulai dari naluri ibu.Kodrat sebagai ibu yang ingin mengedukasi anak, dsb.Jadi menurut saya kalau mereka dilebarkan areanya,maka dia bisa mengedukasi.

komunitas, mengedukasi populasi yang lebih luas.- Mendidik dan menjadi polisi juga.- Iya, mengawasi.- Iya kan di rumah.- Sama kan, Pak, mengawasi anak supaya mengerjakan PR.Keabanyakan ibu, mayoritas ibu.Meskipun ada, saya nggak mengecilkan laki-laki yang tentu juga melakukan itu, tapi kebanyakan peran itu dilakukan.

oleh para ibu.Edukasi, kembali lagi ya Pak.- Betul.Saya akhir-akhir ini sering ngobrol mengenai pendidikan.Dan saya itu selalu, akhir-akhir ini sih, mengangkat poin mengenai kepentingan kita untuk membuahkan guru yang bermutu.Dan sekali lagi, guru yang bermutu itu selama ini dalam kehidupan saya kebanyakan perempuan..

Dan itu lekat banget.Ini menurut saya kalau kita, ya, Anda kan berkiprahdengan banyak sekali pemangku kepentingan, lapisannya kan banyak, itu saya rasa bisa diperankan, gimana untuk apa yang kita lakukan itu harus bermanfaat untuk kepentingan pendidikan, kepentingan inklusi keuangan, kepentingan keramahan lingkungan, kepentingan.

hal-hal yang menurut saya mulia untuk jangka panjang.Dan Saya pikir Anda dapat berperan besar sebagai pribadi dan organisasi Oke, kalau di Indonesia, kita sudah pernah ada satu presiden perempuan, ini saya mau tarik ke tahun 2045.Banyak sekali yang kita bisa lakukan, dan banyak.

sekali yang kita bisa berdayakan dalam konteks pemberdayaan perempuan untuk mencapai prestasi yang luar biasa di tahun 2045.Berapa banyak lagi presiden perempuan di Indonesia?Masih ada 24 tahun lagi.Itu 4 siklus politik.- Pak, saya berharap akan ada beberapa akselerasi dalam prosesnya saya nggak lihat.

2045, tapi 2024, paling tidak ada kandidat perempuan ikut di dalam pemilihan calon presiden.Saya harap itu di tahun 2024. Karena buat saya, ini akan menjadi titik balik juga.Satu, kita sudah berbicara masalah kesetaraan gender sudah beberapa tahun, sebenarnya nggak aneh Bu Megawati adalah.

presiden pertama kita yang perempuan. saya harap di 2024 ini ada kandidat perempuan yang akan muncul.- Minimum kandidat?- Iya. Minimum kandidat dulu.- Syukur-syukur jadi.- Iya, syukur-syukur jadi, gitu.- Realistis nggak untuk kita bisa melihat 2 - 3 presiden perempuan lagi sebelum tahun 2045?-.

Realistis.- Oke. Atas dasar apa?- Bahwa perempuan memiliki kualitas yang sama dan itu bisa terus dikembangkan, yang terpenting adalah memang mindset populasi secara keseluruhan memang harus berubah, itulah perlunya adanya edukasi yang terstruktur, sistematis, supaya orang bisa melihat bahwa mau laki-laki, mau perempuan,.

selama mereka bisa memberikan kualitas terbaik, apa pun gendernya, bukan menjadi sebuah masalah.- Saya seringkali ngobrol tentang aspirasi kita di tahun 2045, bukan hanya menjadi ekonomi yang besar, tapi juga ekonomi yang kaya, kaya dalam banyak hal; dengan budaya, keberadaan geopolitik, sosial, dsb.Salah.

satu manifestasinya atau beberapa manifestasinya adalahkemenangan kita dengan penghargaan-penghargaan apakah itu di Oscar, di Noble, Grammy, dsb.Itu contoh-contoh kecil saja.Anda coba deh, secara makro itu gimana, perempuan di Indonesia itu lebih bisa berperan untuk bisa mengembangkan narasi Indonesia yang akan bisa jauh lebih.

kaya daripada sekarang menuju tahun 2045.Tadi kita sudah ngobrol mengenai inklusi keuangan.Saya nggak heran kalau kita nanti dalam waktu 5 tahun ke depan bisa meningkatkan inklusi keuangan jauh lebih besar daripada sekarang yang ada di 50%.Mengenai perubahan iklim, saya juga melihat kayaknya perannya.

perempuan ini besar sekali.Saya kalau ngomong sama ahli-ahli di bidang itu juga kebanyakan perempuan.Mereka yang lebih peduli, dan mereka menguasai substansinya, dan mereka ingin sekali menarasikan itu.Tapi kalau secara budaya, gimana supaya kita keren?Terus secara saintifik, kita keren?- Memastikan figur-figur itu mau.

berbagi.Kalau saya rasa yang ada saat ini mungkin memang masih belum banyak dan belum mayoritas untuk menjadi inspirasi bagi generasi yang akan datang.Saya ambil contoh misalnya saya suka cara Menteri Keuangan melakukan pekerjaannya Jadi tidak hanya pekerjaan keuangan saja yang beliau pikirkan,tapi bagaimana.

menginspirasi perempuan.Itu saya rasa perlu dilakukan oleh para pemimpin.Menginspirasi lebih banyak lagi.Kita harus dorong hal-hal seperti itu dengan kita mengakui secara publik apa yang para pemimpin ini lakukan.Harapannya, akan menginspirasi lebih banyak pemimpin lagi untuk melakukan hal yang sama.Jadi, mereka tidak melakukannya untuk.

diri sendiri atau hanya spesifik pada organisasinya, tapi kepada komunitas di luar yang lebih luas.- Kita perlu dong menteri-menteri perempuan yang lebih banyak.- Sangat perlu.- Oke. Tadi sudah urusan ekonomi.Tapi kalau urusan budaya atau kebudayaan?Atau urusan lingkungan, sudah.- Budaya masih belum ya Pak.Itu.

meskipun tidak harus menjadi seorang menteri untuk menginspirasi, tapi tokoh-tokoh di bidang budaya itulah yang memang harus keluar bersuara.Saya rasa memang sudah ada, Pak, figur-figur itu. Namun memang mungkin channel-nya perlu diperluas, supaya bisa lebih banyak menjangkau para perempuan lainnya.- Oke. Apalagi yang.

penting untuk Indonesia ke depan sampai tahun 2045 dalam konteks pemberdayaan perempuan?Kita sudah ngobrol cukup banyak mengenai kesempatan yang sama, gaji yang sama, dsb.- Iya, dari semua elemennya itu ya Pak.Justru kalau saya boleh bertanya, dari tadi Bapak terus-terusan bertanya.Bapak dari kacamata seorang.

laki-laki.Bagaimana Anda melihat kami saat ini?- Perempuan?- Iya.- Saya pikir mereka kurang berdaya dari yang seharusnyaSaudara perempuan saya, dia memimpin (perusahaan) multi nasional yang besar dan itu testimoni,bukti apa yang menurut saya itu mungkin.Dan kemungkinan-kemungkinan itu banyak sekali.Tapi mungkin ada mental block, ini.

mungkin kultural.Tadi kita sudah membahas sedikit.Dan mungkin yang lebih dalam lagi, ini hal-hal yang akhir-akhir ini saya coba kupas, yaitu kalau kita mau menjadi negara dan bangsa yang keren, kita harus benar-benar tekad melakukan demokratisasi talenta.Dan talenta itu tanpa mempermasalahkan ras, gender, etnis,keyakinan.

agama, dan apapun.Dan kalau kita benar-benar bertekad mau mengedepankan demokratisasi talenta, itu kita bisa membuahkan pembangunan kelembagaan Dan itu saya melihat nggak harus dilakukan oleh laki-laki atau perempuan.Selama dia memenuhi syarat, apa pun atributnyakita bisa melakukan demokratisasi talenta secara sempurna atau secara optimal,.

dan kita bisa membuahkan pembangunan kelembagaan Jadi kita nggak perlu terlalu berideologi, kalau kita fokus ke pembangunan kelembagaan nggak perusahaan, nggak negara, apa pun bisa keren.Tinggal oke, yang masuk di institusi itu yang mengurus kebudayaan, sosial, politik, keamanan, ekonomi, dll, kita tahu itu.

adalah tempat yang sudah dipupuk dan dimanfaatkan dengan baik.- Betul. Saya harap, Pak, dalam masa ke depan, akan ada banyak organisasi juga upaya yang dilakukan oleh pemerintah di mana mengakuiyang tadi Bapak sampaikan; inklusi dan keragaman Tidak hanya mengakui, tapi melakukan sebuah aksi.

nyatabahwa inklusi dan keragaman adalah sesuatu yang harus terjadi.Harus diupayakan terjadi.Harapan saya, makin banyak organisasi seperti itu, pemerintahan juga melakukan seperti itu, maupun kita sebagai masyarakat luas.Ini harus diaplikasikan di semua level.Supaya membuat perubahan yang akhirnya positif.- Betul. Dan ke-ika-an kita dalam ke-bhineka-an.

kita, itu benar-benar harus solid. Dan itu harus terlepas dari perbedaan penampilanperbedaan keyakinan, perbedaan apapun.Saya percaya kalau kita lebih bisa melihat peningkatan peran perempuan untuk mendidik anak-anak muda kita, itu akan lebih bermutu kualitas kreasi ide kita.Dan itu akan menjurus ke demokratisasi talenta.

Jangan sampai kita mampet ber-ide.- Dan kita punya modal yang sangat besar, kita punya populasi yang besar agar kita bisa menjadi bangsa yang sangat hebat, untuk bisa, modalnya itu sudah di situ.Edukasi mejadi peran penting, tadi Bapak bilang memang punya minat khusus dalam.

pendidikan - Anda juga.Kalau menurut saya, kalian sudah sangat berperan untuk mengedepankan pendidikan.Ada pesan-pesan akhir, Elvira?- Pesan akhir saya, saya harap perempuan Indonesia memiliki mindset yang tepat bahwa mereka itu sama, dan saya harapkan juga banyak organisasi yang kemudian memberikan perhatian khusus pada.

inklusi dan keragaman memberikan upaya yang tepat agar hal ini bisa terwujud, tidak hanya sekedar diucapkan tetapi memang benar-benar dilakukan seperti apa yang saya lakukan di Sampoerna, supaya akan banyak kesempatan bagi perempuan untuk terus berperan dan mengembangkan perannya tidak hanya bagi organisasi.

dan lingkungan sekitarnya, tapi juga untuk negara, Pak.- Amin.Terima kasih, Elvira.- Terima kasih Pak Gita.Teman-teman itulah Elvira. Terima kasih..

Sudah cukup jelas ya, terimakasih.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url